Jumat, 25 Desember 2009

* Jenderal U Ne Win

Saat sang mentari di ufuk barat

Profil ne win, yang pada 1981 mengundurkan diri dari jabatan presiden. tahun 1988 mengundurkan diri dari jabatan ketua partai program sosialis burma. diduga ne win masih berperan dalam politik burma.
SUATU hari seorang putri Muangthai berkunjung ke Rangoon. Di sana, ia ditanya oleh Jenderal U Ne Win, "Apakah Anda percaya pada reinkarnasi?" Putri mengangguk, dan berkata, "Saya terbunuh bersama abang saya saat pasukan Burma menyerang Ayuthaya (ibu kota Muangthai pada 1767 -- Red.). Sebelum meninggal, saya bersumpah bahwa dalam kehidupan mendatang, jika saya ketemu lagi dengan abang saya, kami akan menghancurkan Burma."

Setelah melihat ke sekelilingnya tak ada orang lain di dekat mereka, Ne Win lalu berbisik kepada sang putri. "Sayalah abangmu yang terbunuh itu," kata Ne Win. "Saya sudah melakukan sumpah tersebut terhadap Burma."

Humor tentang Ne Win itu, yang semula merupakan guyon terbatas di kalangan diplomat di Rangoon, kini sudah beredar luas di seantero rakyat. Kedongkolan rakyat terhadap orang kuat Burma tersebut bukan tak beralasan. Sejak Ne Win mengambil alih kekuasaan, 26 tahun silam, dan menerapkan sistem sosialis ala Burma, ekonomi negeri yang pernah menjadi gudang beras Asia itu anjlok drastis. Burma berubah menjadi salah satu negara miskin di dunia.

Ketika, pekan lalu, Ne Win mengundurkan diri dari semua jabatan politik secara resmi. sekalipun kebencian terhadap dirinya berapi-api, keputusan orang kuat Burma itu cukup mengejutkan banyak orang.

Siapakah Ne Win? Lahir 24 Mei 1911, di Paungdale, Burma Tengah, oleh orangtuanya ia diberi nama Shu Maung -- yang berarti kesayangan. Tapi putra sulung keluarga pegawai negeri ini tak tergolong murid kesayangan di bangku sekolah. Nilai rapornya cuma pas-pasan untuk tidak tinggal kelas.

Awal 1930-an, ketika menjadi mahasiswa Universitas Rangoon, Shu Maung mulai tertarik pada dunia politik. Ia lalu bergabung bersama pemuda-pemuda nasionalis Burma lainnya dalam organisasi yang mereka beri nama Thankin. Shu Maung tidak termasuk tokoh menonjol.

Pada 1941, Shu Maung direkrut Jepang untuk menjadi tentara, dan dilatih di Cina. Sesaat sebelum menuju Cina, Shu Maung mengganti namanya menjadi Ne Win -- yang bermakna secemerlang mentari. Itulah awal karier militer Ne Win.

Sejak Burma merdeka pada 1948, hingga satu dasawarsa kemudian, Ne Win sama sekali tak ikut campur dalam masalah politik. Ia cukup puas menjabat menteri pertahanan. Ketika Burma, yang diperintah Perdana Menteri U Nu, terancam perang saudara pada 1958, Ne Win, yang sudah menyandang pangkat jenderal, mengambil alih kekuasaan. Tak lama setelah itu ia menyelenggarakan pemilihan umum, dan U Nu kembali terpilih sebagai PM.

Selang empat tahun kemudian, Ne Win, yang tak melihat pemerintahan U Nu melakukan perubahan apa-apa di Burma, melancarkan kudeta militer. Dewan Revolusi dibentuk. Keadaan darurat diberlakukan. U Nu ditangkap, dan kemudian dipenjarakan. Sejak itu Ne Win, yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Dewan Revolusi, menjadi orang Nomor I di Burma, dan memerintah dengan tangan besi.

Tahun 1963, Ne Win memberlakukan kebijaksanaan ekonomi baru: seluruh hasil produksi dan pendistribusiannya sampai soal ekspor dan impor ditangani oleh negara. Selain itu, ia juga menjalankan kebijaksanaan pintu tcrtutup guna menghindari campur tangan pihak asing. Ne Win yakin jalan yang ditempuhnya akan membuat persatuan menjadi kukuh. Karena itu, mereka yang mencoba menentang kemauan politiknya dipenjarakannya, dan ada juga yang langsung ditembak mati.

Ne Win pensiun dari dinas militer pada 1972. Tapi ia tetap berpengaruh kuat di kalangan angkatan bersenjata. Dua tahun kemudian jenderal purnawirawan yang gemar main golf ini -- konon itulah yang membuat Burma punya 100 lapangan golf diangkat sebagai presiden Burma.

Kesenangan Ne Win yang lain adalah wanita dan judi pacuan kuda. Tiap tahun, ia berlibur ke Eropa selama dua bulan untuk mengumbar kegemarannya, dan sekaligus mengunjungi anak-anaknya yang sekolah maupun mukim di luar Burma. Tak diketahui pasti jumlah anak Ne Win dari hasil tujuh kali perkawinannya yang akan dijadikannya sebagai tempat bergantung setelah turun dari panggung politik.

Tahun 1981, Ne Win mengundurkan diri dari jabatan presiden. Alasannya adalah menyangkut kesehatan dirinya. Kabarnya, ia mengidap penyakit ginjal dan jantung. Kendati demikian, ia tetap mencengkeram jabatan Ketua Partai Program Sosialis Burma -- satu-satunya partai di Burma -- dan menentukan kebijaksanaan pemerintah.

Bagaimana sekarang? Banyak yang menduga Ne Win masih memainkan peran di belakang layar sekalipun tak lagi menjabat ketua partai. Dugaan itu cukup berdasar. Alasan: "orang kuat' baru Burma, U Sein Lwin, pemimpin yang diorbitkan Ne Win.

F.S.

Sumber: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1988/08/06/LN/mbm.19880806.LN27860.id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar